Gumoh (spitting up atau gastroesophageal reflux) merupakan keluarnya sebagian susu saat atau setelah bayi menyusu. Gumoh sering ditemui pada bayi sampai usia 1 tahun dan merupakan hal yang normal terjadi.
Volume susu yang mengalir keluar dari mulut bervariasi, umumnya 1-2 sendok makan. Bayi yang mengalami gumoh terlihat aktif, nyaman, mengalami peningkatan berat badan yang baik, dan tidak mengalami gangguan pernapasan.
Sebagian besar episode gumoh pada bayi sehat berlangsung lebih dari 3 menit, terjadi setelah makan, dan tidak bergejala atau berkaitan dengan gejala ringan.
Gumoh terjadi karena ukuran lambung bayi yang masih sangat kecil (seukuran bola pingpong) dan katup lambung yang belum kuat. Sampai usia 4 bulan, lambung bayi hanya dapat menampung susu dalam jumlah kecil setiap kali minum. Volume susu yang terlalu banyak akan menyebebakan gumoh.
Katup lambung bayi juga belum dapat menutup dengan erat sehingga susu yang sudah berada dalam lambung dapat mengalir kembali ke mulut jika volume susu terlalu besar atau jika bayi langsung berbaring setelah minum.
Gumoh umumnya terjadi saat bayi minum susu terlalu banyak, saat bersendawa, atau menelan banyak udara. Bayi dapat menelan banyak udara jika minum terlalu cepat atau saat menangis.
Gumoh hanya perlu dibersihkan dengan kain bersih untuk mencegah iritasi kulit dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Gumoh akan berkurang dan menghilang saat bayi mencapai usia 18 – 24 bulan, yaitu saat ukuran lambung lebih besar dan katup lambung lebih kuat.
Orang tua harus mewaspadai jika gumoh terjadi dengan gangguan napas (tersedak, batuk, atau bunyi napas yang tidak biasa), lebih banyak dari 2 sendok makan setiap kali gumoh, atau berat badan bayi yang sulit naik, maka bayi sebaiknya dibawa berobat ke dokter anak.
Gumoh sering ditemui pada bayi namun jarang menyebabkan komplikasi seperti radang saluran cerna atas (esofagitis), yaitu sekitar 5 persen.
Untuk mencegah gumoh, setelah minum susu posisikan bayi tegak selama 30 menit, pastikan bahwa tidak ada yang menekan bagian perut bayi, dan sendawakan bayi. Jangan paksakan bayi untuk minum susu lebih banyak dari yang diinginkan.
Meskipun normal, cukup banyak orang tua yang khawatir dan sulit membedakannya dengan muntah.
Berbeda dengan gumoh di mana susu mengalir dengan sendirinya, saat muntah bayi tampak mengalami usaha untuk mengeluarkan susu. Bayi yang muntah tampak mengedan, tidak nyaman atau rewel. Sebagian besar muntah bayi merupakan hal yang abnormal.
Muntah dapat merupakan gejala tanda penyakit refluks (gastroesphageal reflux disease), sumbatan usus, infeksi telinga, infeksi usus, infeksi paru, radang otak, atau alergi protein.
Jika refluks isi lambung menyebabkan gejala dan/atau komplikasi, maka disebut sebagai gastroesophageal reflux (GERD). Pada GERD, gumoh atau muntah berkaitan dengan penurunan berat badan, rewel, menangis terus-menerus, penolakan makan, atau gangguan napas kronik. GERD memerlukan pemeriksaan khusus dan pengobatan oleh dokter.
Muntah yang sering, banyak, disertai gejala lain (mencret, demam, kembung), berwarna kuning atau hijau, atau menyemprot memerlukan pemeriksaan oleh dokter.
Muntah terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi. Gejala bayi yang dehidrasi antara lain mata tampak cekung, tidak ada air mata saat menangis, kulit kering, mulut kering, tampak lemas atau rewel, dan urin berkurang.
Jika bayi muntah, usakahan agar bayi tetap mendapatkan asupan cairan seperti susu atau oralit. Berikan cairan sedikit – sedikit atau sering. Namun jika bayi tidak mau minum, muntah setiap kali minum, atau terdapat tanda dehidrasi, segera bawa bayi ke dokter.
Sumber (*)