PRAGIA.ID, Internasional- Pihak rumah sakit RS Al Shifa di Gaza terpaksa mengubur secara massal 179 jenazah, termasuk 7 bayi setelah digempur oleh Zionis Israel.
Hal ini diungkapkan Direktur RS Al Shifa di Gaza Mohammad Abu Salmiyah seperti yang dilansir dari AFP, Selasa (14/11/2023)
Mohammad Abu Salmiyah mengungkapkan, pihaknya terpaksa mengubur secara massal, lantaran kehabisan stok bahan bakar dan tidak diizinkannya untuk evakuasi oleh pihak Israel.
Menurutnya, masih terdapat sekitar 150 jenazah yang tak tertangani dan mulai membusuk. Hal ini karena Zionis Israel belum memberikan izin untuk membawa jenazah ke luar rumah untuk dikuburkan.
Selain itu, ada juga kekhawatiran mengenai nasib puluhan bayi prematur yang tidak dapat lagi tinggal di inkubatornya akibat pemadaman listrik, dan sudah tujuh dari bayi tersebut kini meninggal karena kekurangan oksigen.
Dia mengatakan, negosiasi telah dilakukan dengan pihak berwenang Israel untuk mencoba mengevakuasi bayi-bayi tersebut, namun belum ada kesepakatan yang tercapai
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Rumah Sakit Al-Shifa, saat ini sudah seperti kuburan, lantaran mengalami pemadaman listrik dan kekurangan bahan bakar.
Juru Bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan, saat ini masih terdapat 600 orang yang masih berlindung di rumah sakit.
“Banyak jenazah yang tidak bisa dirawat bahkan di bawa ke ruang jenazah, karena Rs tidak berfungsi dengan baik,” katanya.
Untuk diketahui,Hingga saat ini, RS Al Shifa masih menjadi salah satu target utama serangan Israel karena dituduh menjadi markas kelompok milisi Hamas Palestina. Rumah sakit tersebut bahkan masih dikepung drone hingga tank Israel sampai saat ini. (*)