PRAGIA.ID, Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dipilih sepihak oleh Nasdem menjadi cawapres Anies Baswedan.
Partai Demokrat menyatakan mundur dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) karena tidak terima dan tidak dilibatkan dalam pembuatan keputusan tersebut. Demokrat bahkan menyebut Anies penghianat.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, mengatakan pihaknya merasa kecewa karena sebelumnya Anies sempat menyampaikan akan memilih AHY sebagai cawapres.
Tak hanya itu, Riefky menyatakan bahwa Anies tak menyampaikan langsung keputusan itu kepada mereka, melainkan melalui anggota Tim 8 Sudirman Said.
Akibat kecewa, kader Demokrat di daerah pun ramai-ramai merobek, mencoret hingga mencopot baliho dan banner wajah Anies Baswedan.
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan tetap akan mendukung dan mengusung Anies Baswedan. Meski begitu, PKS juga menghormati keputusan dan sikap partai politik lain.
Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) DPP PKS Al Muzzammil Yusuf mengatakan, sampai hari ini pihaknya tetap merujuk kepada keputusan Musyawarah Majelis Syuro (MMS) VIII bahwa PKS secara resmi mendukung dan mengusung Saudara Anies Rasyid Baswedan sebagai Calon Presiden.
“Oleh karena itu, PKS tetap pada keputusan MMS VIII tersebut dan kami akan berjuang sebaik-baiknya dalam menjalankan amanat tersebut,” ujar Al Muzzammil.
Selanjutnya, PKS berpegang kepada kesepakatan sebelumnya di dalam piagam KPP bahwa dalam penentuan cawapres ditentukan oleh Anies Rasyid Baswedan.
“Kami memohon doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia agar pemilu tahun 2024 mendatang berjalan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dengan tetap menjaga persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia,” pungkasnya.(*)